Mengenal
Noviana Wahyu Surtini, Pelawak Asli Magetan
Gerakan Lucu
Jadi Andalan, Hadapi Cemooh Dengan Senyuman.
Tidak mudah
menjalani profesi sebagai pelawak atau comedian. Seperti pekerjaan yang
dilakoni Noviana Wahyu Surtini, salah seorang pelawak asli Magetan. Berbagai
cemooh masyarakat yang tidak suka dengan perannya kerap diterima. Namun,
tantangan-tantangan tersebut diterimanya dengan lapang dan pikiran jernih.
Sebab, dirinya merasa apa yang dilakukan semata untuk menghibur penonton sesuai
tuntutan profesinya. Bagaimana kisah pengalaman karir yang diterima
Ana-panggilan akrab Noviana- selama menjalani profesi itu ?
WAHYU
BUDIANTO, Magetan
Sebuah rumah
kecil di ujung deretan pertokoan Dukuh Ngerong, Desa Dadi, Plaosan Magetan
nampak asri. Bunga hias tersusun rapi di depan jendela kaca besar yang ada di
muka. Rumah yang pernah digunakan untuk usaha warung telekomunikasi (wartel)
itu kini dipakai Noviana Wahyu Surtini untuk sekedar bersantai siang. Ana-nama
beken Noviana- seorang perempuan multi talenta yang lahir di Magetan 15
November 1978. Kini, dirinya dikenal sebagai seorang pelawak yang kerap tampil
di berbagai acara-acara hiburan. ‘’Sebenarnya basic saya itu menyanyi, nari,
dan sinden, tapi sekarang saya malah lebih sering diminta ngedar (melawak,
Red),’’ tuturnya pada wartawan Jawa Pos
Radar Lawu.
Sudah
berpuluh-puluh tahun perempuan 37 tahun itu terjun di panggung hiburan.
Mengawali karir sebagai seorang penari sejak kelas enam SD. Kemudian, beranjak
ke SMP Ana mulai mencoba belajar menyanyi. Kepandaian Ana di kedua bidang itu
kemudian membawanya untuk ikut dalam kelompok seni budaya Jawa. Ana diminta
menjadi sinden dalam kelompok karawitan dan biasa mengisi acara di pesta
pernikahan masyarakat. ‘’Darah seni ngalir dari kakek yang pemain music dan ibu
pecinta seni tradisional,’’ imbuh Ana.
Seiring waktu,
Ana kian sering tampil mengisi acara-acara di berbagai tempat, termasuk agenda
Kabupaten. Dia diminta membawakan tarian tradisional Jawa yang sebagian besar
memang dikuasainya. Namun, di sela-sela tampil, tak jarang Ana memberikan
sepatah dua patah kata pembuka untuk mengawali pertunjukan. Untuk menghidupkan
suasana, terkadang kata-kata lucu keluar dari Mulutnya. Kata-kata tersebut
makin membuat terpingkal-pingkal penonton kala dirinya menampilkan
gerakan-gerakan tertentu. ‘’Padahal, dulunya saya itu pendiam,’’ ungkap Ana.
Sejak saat itu,
dirinya jadi salah seorang pegiat seni yang sering diminta untuk mengikuti
acara ke luar daerah. Seperti ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) untuk tampil
dalam even pagelaran budaya. Professionalitas nya ditunjukkan saat berada
diatas panggung. Salto merupakan salah satu gerakan khas yang biasa
dibawakannya untuk menghibur penonton. Bahkan, gerakan dinamis itu tak luntur
dilakukan meskipun Ana sedang mengenakan baju kebaya, lengkap dengan kain
jarik, dan sanggul. ‘’Kalau sudah dengar music reog, ya otomatis gerak sendiri,’’ ujarnya lantas tertawa.
Istri dari
Agus Rohmani itu mengaku all out saat
sudah berada di atas panggung. Rasa malu dan debar di dalam dada dihapuskan
seketika. Itu dilakukan semata untuk menghibur penonton dan dirinya sendiri.
Dia mengaku, jika para penonton merasa terhibur disitu ada kepuasan tersendiri
yang muncul. Bahkan, semua permasalahan,
kesedihan yang dihadapi Ana pribadi juga hilang. ‘’Masalah rasanya hilang
seketika kalau sudah dibawa tampil,’’ ungkapnya.
Namun, apapun
namanya tantangan dalam professi selalu menghampiri. Tidak selamanya apa yang
dipertunjukkan diterima positif penonton. Dari ribuan applause yang diterimanya di atas panggung cemooh dari beberapa
kalangan juga sering muncul. Ana pernah dianggap menjatuhkan martabat kaum
perempuan lantaran tingkahnya. Padahal, menurutnya apa yang dilakukannya
tersebut hanya ekspresi seni semata. ‘’Senyum dan Istighfar saja, selama tidak
keluar dari norma-norma yang ada,’’ kenang sulung dua bersaudara itu.
Berbagai
pengalaman juga sering dijumpainya di atas panggung. Tak jarang, lantaran
khusyuknya Ana menghibur penonton dengan gerakan-gerakan khasnya. Dia mengalami
kecelakaan kecil saat tampil, seperti terjatuh dari atas panggung hingga jarik
yang dikenakannya sobek. Bahkan, dalam satu kesempatan, dia pernah mengalami
kejadian aneh. Sekujur tubuhnya pernah mengalami bentol-bentol selama tiga
hari. Menurut paranormal, dirinya pernah salah ucap saat sedang menghibur
penonton di Desa Tambakmas, Sukomor. Sehingga menyebabkan kemarahan mahluk
halus di sekitar tempat itu. ‘’Setelah meminta maaf di tempat yang sama
akhirnya sembuh seketika,’’ kenangnya.
Meski begitu,
Ana tak jua kapok menjalani profesinya dibidang seni nyanyi, menari, dan
melawak. Dia mencoba berfikir jernih bahwa apa yang dilakukannya semata untuk
menghibur penonton sesuai profesinya. Dia berharap, supaya masyarakat tak
memandang rendah profesi seorang comedian seperti dirinya. Sebab, peran yang
dilakukan di atas panggung semata untuk hiburan dan tuntutan kerja. ‘’Selama
yang saya kerjakan itu halal, saya fikir tidak masalah, semoga masyarakat tetap
berfikir positif,’’ pungkasnya****