Sabtu, 28 Mei 2011

ASAL MULA LINKIN PARK

Awal pembentukan Linkin Park yaitu dimulai dari pertemuan Mike Shinoda dan Brad Delson (gitaris Linkin Park) di kelas 7. Lalu mereka membentuk band bernama Xero. Brad juga bermain untuk band Relative Degree, salah satu personilnya yaitu Rob Bourdon (drummer Linkin Park). Mike berkenalan dengan Rob melalui Brad dan Rob bergabung dengan Xero. Saat kuliah, Brad berkenalan dengan Dave "Phoenix" Farrell (bassis Linkin Park) yang merupakan teman sekamar Brad. Mike, yang mengambil jurusan ilustrasi di Universitas Seni Pasadena, bertemu dengan Joe Hahn (turntablis Linkin Park). Kemudian, Dave Farrell dan Joe Hahn bergabung bersama Xero. Dave sempat meninggalkan Xero untuk bergabung kembali ke band lamanya, Tasty Snax.

Mulanya, mereka merekrut Mark Wakefield sebagai vokalis, lalu diambil alih oleh Chester Bennington (mantan vokalis Grey Daze) sampai sekarang, sedangkan Mike lalu jadi rapper. Sialnya, karena nama Xero sudah dipakai grup lain, mereka terpaksa mengganti nama menjadi Hybrid Theory. Lalu, Hybrid Theory menandatangani kontrak dengan perusahaan rekaman bernama Warner Bros. Records setelah sukses meluncurkan EP yang bertajuk Hybrid Theory EP pada tahun 1999 sebanyak seribu keping

Sekali lagi, mereka terpaksa mengganti nama karena nama Hybrid Theory mirip dengan nama grup musik Hybrid yang berasal dari Wales. Daripada dianggap band yang sama, mereka memilih berubah nama lagi menjadi Linkin Park. Nama itu diambil Chester dari nama sebuah taman di Los Angeles, Lincoln Park. Agar bisa mengelola situs web sendiri, Chester mengubah ejaannya menjadi Linkin Park. Setelah itu, mereka berhasil membeli situs web linkinpark.com.

Sabtu, 21 Mei 2011

10 Cara Ampuh Sukses Dalam Belajar

Belajar mendadak menjelang ujian memang tidak efektif. Paling nggak sebulan sebelum ulangan adalah masa ideal buat mengulang pelajaran. Materi yang banyak bukan masalah. Ada sepuluh cara pintar supaya waktu belajar kita menjadi efektif.
1. Belajar itu memahami bukan sekedar menghapal
Ya, fungsi utama kenapa kita harus belajar adalah memahami hal-hal baru. Kita boleh hapal 100% semua detail pelajaran, tapi yang lebih penting adalah apakah kita sudah mengerti betul dengan semua materi yang dihapal itu. Jadi sebelum menghapal, selalu usahakan untuk memahami dulu garis besar materi pelajaran.
2. Membaca adalah kunci belajar
Supaya kita bisa paham, minimal bacalah materi baru dua kali dalam sehari, yakni sebelum dan sesudah materi itu diterangkan oleh guru. Karena otak sudah mengolah materi tersebut sebanyak tiga kali jadi bisa dijamin bakal tersimpan cukup lama di otak kita.
3. Mencatat pokok-pokok pelajaran
Tinggalkan catatan pelajaran yang panjang. Ambil intisari atau kesimpulan dari setiap pelajaran yang sudah dibaca ulang. Kata-kata kunci inilah yang nanti berguna waktu kita mengulang pelajaran selama ujian.
4. Hapalkan kata-kata kunci
Kadang, mau tidak mau kita harus menghapal materi pelajaran yang lumayan banyak. Sebenarnya ini bisa disiasati. Buatlah kata-kata kunci dari setiap hapalan, supaya mudah diingat pada saat otak kita memanggilnya. Misal, kata kunci untuk nama-nama warna pelangi adalah MEJIKUHIBINIU, artinya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.
5. Pilih waktu belajar yang tepat
Waktu belajar yang paling enak adalah pada saaat badan kita masih segar. Memang tidak semua orang punya waktu belajar enak yang sama lo. Tapi biasanya, pagi hari adalah waktu yang tepat untuk berkonsentrasi penuh. Gunakan saat ini untuk mengolah materi-materi baru. Sisa-sisa energi bisa digunakan untuk mengulang pelajaran dan mengerjakan pekerjaan rumah.
6. Bangun suasana belajar yang nyaman
Banyak hal yang bisa buat suasana belajar menjadi nyaman. Kita bisa pilih lagu yang sesuai dengan mood kita. Tempat belajar juga bisa kita sesuaikan. Kalau sedang bosan di kamar bisa di teras atau di perpustakaan. Kuncinya jangan sampai aktivitas belajar kita mengganggu dan terganggu oleh pihak lain.
7. Bentuk Kelompok Belajar
Kalau lagi bosan belajar sendiri, bisa belajar bareng dengan teman. Tidak usah banyak-banyak karena tidak bakal efektif, maksimal lima orang. Buat pembagian materi untuk dipelajari masing-masing orang. Kemudian setiap orang secara bergilir menerangkan materi yang dikuasainya itu ke seluruh anggota lainnya. Suasana belajar seperti ini biasanya seru dan kita dijamin bakalan susah untuk mengantuk.
8. Latih sendiri kemampuan kita
Sebenarnya kita bisa melatih sendiri kemampuan otak kita. Pada setiap akhir bab pelajaran, biasanya selalu diberikan soal-soal latihan. Tanpa perlu menunggu instruksi dari guru, coba jawab semua pertanyaan tersebut dan periksa sejauh mana kemampuan kita. Kalau materi jawaban tidak ada di buku, cobalah tanya ke guru.
9. Kembangkan materi yang sudah dipelajari
Kalau kita sudah mengulang materi dan menjawab semua soal latihan, jangan langsung tutup buku. Cobalah kita berpikir kritis ala ilmuwan. Buatlah beberapa pertanyaan yang belum disertakan dalam soal latihan. Minta tolong guru untuk menjawabnya. Kalau belum puas, cari jawabannya pada buku referensi lain atau internet. Cara ini mengajak kita untuk selalu berpikir ke depan dan kritis.


10. Sediakan waktu untuk istirahat
Belajar boleh kencang, tapi jangan lupa untuk istirahat. Kalau di kelas, setiap jeda pelajaran gunakan untuk melemaskan badan dan pikiran. Setiap 30-45 menit waktu belajar kita di rumah selalu selingi dengan istirahat. Kalau pikiran sudah suntuk, percuma saja memaksakan diri. Setelah istirahat, badan menjadi segar dan otak pun siap menerima materi baru.
Satu lagi, tujuan dari ulangan dan ujian adalah mengukur sejauh mana kemampuan kita untuk memahami materi pelajaran di sekolah. Selain menjawab soal-soal latihan, ada cara lain untuk mengetes apakah kita sudah paham suatu materi atau belum. Coba kita jelaskan dengan kata-kata sendiri setiap materi yang sudah dipelajari. Kalau kita bisa menerangkan dengan jelas dan teratur, tak perlu detail, berarti kita sudah paham.

Kamis, 19 Mei 2011

PERAN MAHASISWA UNIVERSITAS SRIWIJAYA UNTUK IBU KOTA KABUPATEN OGAN ILIR TERCINTA “INDRALAYA”

       Sebelum saya meneruskan artikel ini, saya ingin mengajak para pembaca untuk bersama-sama memusatkan pemikiran kita pada kota tempat berdirinya pusat pendidikan Universitas Sriwijaya yang kita cintai ini. Indralaya kota yang terkenal dengan masakan pindang pegagan ini kini menjadi pusat perhatian para rekan-rekan akademisi mahasiswa Universitas Sriwijaya. Tetapi sayangnya perhatian itu bukan tertuju pada prestasi ataupun suatu hal yang positif dan patut untuk di banggakan, tetapi tentang kondisi ibu kota Kabupaten ini, sangat disayangkan memang kota yang di dalam wilayahnya terdapat tempat dibentuknya kaum intelektual ternyata kondisi infrastruktur yang maaf, “menyedihkan”. Sudah sering kali kita lihat infrastruktur jalan, terminal, dan drainase air yang bisa dikatakan tidak layak untuk sebuah ibu kota kabupaten. Sehingga kota yang seharusnya bisa seindah ibu kota yang lain ternodai oleh, kondisi jalan yang buruk karena berlubang secara merata, seringnya banjir/ air tergenang di wilayah terminal/ timbangan tempat akses putar arah jalur Palembang – OKI dan Palembang – Prabumulih. Memang kita tidak boleh sepenuhnya menyalahkan Pemerintah Daerah setempat dengan kondisi demikian, karena jika kita menyadari bahwa sebenarnya kita juga memiliki bagian tanggung jawab terhadap kondisi ini, terutama yang kuliah di Universitas Sriwijaya Indralaya ataupun Universitas lain yang ada disekitar daerah tersebut.
       Kita sebagai kaum intelektual, yang memiliki potensi lebih, baik itu berupa semangat, pemikiran yang fresh, kemudian kreatifitas yang merupakan ciri khas kaum muda intelektual seharusnya berupaya untuk turut serta ambil andil dalam memecahkan permasalah tersebut. Tentunya yang sesuai dengan bidang yang kita miliki, misalnya yang berhubungan erat dengan infrastruktur adalah Mahasiswa Teknik Sipil yang disiplin ilmunya mempelajari tentang tata letak dan bangunan, saya rasa tidak ada salahnya menyumbangkan saran dan pemikiran cerdasnya untuk mengatasi permasalahan ini. Sering kali kita dengar para mahasiswa Universitas Sriwijaya, apakah itu pejalan kaki, pengendara kendaraan roda dua, roda empat, maupun penumpang angkutan umum yang hanya bisa mengeluhkan atau bahkan mencaci kondisi ini, tanpa bersama-sama ikut memikirkan yang terbaik dalam mengatasi permasalahan tersebut. Tidak salah memang kita mengeluhkan kondisi ini karena memang kita memiliki hak, tetapi akan lebih baik jika apa yang kita keluhkan tersebut juga memiliki solusi yang dapat berguna dalam memperbaiki sesuatu yang seharusnya patut untuk diperbaiki.